Minggu, 18 Desember 2011

OUR PHOTOS










HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY


HLT
(HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY)



Simon mengatakan , HLT adalah
  1. Learning goal ( kemampuan yang mendasar)
  2. Learning activity ( Jalan menuju tujuan)
  3. Hypothetical learning Trajectory ( membuat hipotesis tentang pikiran siswa)




 

8 KETERAMPILAN MENGAJAR MATEMATIKA


DELAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR MATEMATIKA
Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
1.      keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.

2.       keterampilan bertanya
 yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut


DESAIN SILABUS DAN RPP


PERENCANAAN PEMBELAJARAN


PENGEMBANGAN SILABUS
1.     PENGEMBANGAN ILMIAH
2.     PENGEMBANGAN RELEVAN
3.     PENGEMBANGAN SISTEMATIS
4.     PENGEMBANGAN KONSISTEN
5.     PENGEMBANGAN MEMADAI
6.     PENGEMBANGAN AKTUAL DAN KONTEKSTUAL
7.     PENGEMBANGAN FLEKSIBEL
8.     PENGEMBANGAN MENYELURUH

LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS
1.     MENGISI IDENTITAS SEKOLAH
2.     MENENTUKAN TEMA
3.     MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
4.     MENULIS SK
5.     MENULIS KD
6.     MENULIS INDIKATOR
7.     MERUMUSKAN KEGIATAN PEMBELAJARN
8.     MENENTUKAN BENTUK PENILAIAN
9.     MENENTUKAN SUMBER / BAHAN

Contextual Teaching and Learning (CTL)


Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : Dasar – dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen Pengasuh        : Prof. Zulkardi / Meryansumayeka,S.Pd, M.Sc.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
*    Karakteristik Pembelajaran CTL


REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION


Nama                          : Conny Rahmelia
NIM                            : 06101408018
Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : DPPM
Dosen Pengasuh        : Prof. Zulkardi / Meryansumayeka,S.Pd, M.Pd


                       
                        REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Ø  PENGERTIAN
      Realistis pendidikan matematika adalah teori dalam pendidikan matematika yang awalnya dikembangkan di Belanda. Ini menekankan ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia (human activity)dan matematika harus dihubungkan ke realitas (realistic), nyata untuk para pelajar menggunakan dunia nyata sebagai konteks sumber pengembangan konsep dan sebagai aplikasi wilayah, melalui proses
baik horisontal dan vertikal mathematization.
      RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Belanda. Teori ini telah diadopsi oleh sejumlah besar negara di seluruh dunia seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Brasil, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia (de Lange, 1996).

KOMPONEN RME
Dalam pembelajaran matematika realistik ada tiga prinsip kunci yang dapat dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran. 
Ø  Guided reinvention and progressive mathematizing. Menurut Gravemijer (1994: 90), berdasar prinsip reinvention, para siswa semestinya diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan. Sejarah matematika dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam merancang materi pelajaran. Selain itu prinsip reinvention dapat pula dikembangkan berdasar prosedur penyelesaian informal. Dalam hal ini strategi informal dapat dipahami untuk mengantisipasi prosedur penyelesaian formal. Untuk keperluan tersebut maka perlu ditemukan masalah kontekstual yang dapat menyediakan beragam prosedur penyelesaian serta mengindikasikan rute pembelajaran yang berangkat dari tingkat belajar matematika secara nyata ke tingkat belajar matematika secara formal (progressive mathematizing)
Ø  Didactical phenomenology. Gravemeijer (1994: 90) menyatakan, berdasar prinsip ini penyajian topik-topik matematika yang termuat dalam pembelajaran matematika realistik disajikan atas dua pertimbangan yaitu (i) memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam proses pembelajaran dan (ii) kesesuaiannya sebagai hal yang berpengaruh dalam proses progressive mathematizing.
Ø  Self-developed models, Gravemeijer (1994: 91) menjelaskan, berdasar prinsip ini saat mengerjakan masalah kontekstual siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri yang berfungsi untuk menjembatani jurang antara pengetahuan informal dan matematika formal. Pada tahap awal siswa mengembangkan model yang diakrabinya. Selanjutnya melalui generalisasi dan pemformalan akhirnya model tersebut menjadi sesuatu yang sungguh-sungguh ada (entity) yang dimiliki siswa.

PENERAPAN MODEL RME DIKELAS
Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada siswa sebaiknya pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian menjadi bilangan yang sama misalnya pembagian kue, supaya siswa memahami pembagian dalam bentuk yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan. Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran bukan matematika realistik dimana siswa sejak awal dicekoki dengan istilah pecahan dan beberapa jenis pecahan.

Ø  PENDEKATAN REALITIS YANG BERKAITAN KONTRUKTIVIS
Pendekatan realistis adalah mirip dengan pendekatan sosio-konstruktivis, kecuali dalam sosio-kontruktivis tidak menghasilkan heuristik yang dapat memandu pengembangan instruksional kegiatan bagi siswa. Dengan kata lain, dalam pendekatan konstruktivis sosio-, guru tidak menggunakan heuristik, metode pemecahan masalah dengan belajar dari pengalaman masa lalu dan menyelidiki cara-cara praktis untuk menemukan solusi. Dalam RME, itu dikenal sebagai reinvention dipandu.

Ø  KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
Menurut Soedjadi (2001: 3) pembelajaran matematika realistik mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Menggunakan konteks, artinya dalam pembelajaran matematika realistik       lingkungan     keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat            dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa.
2. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat           dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model        yang mengarah ke tingkat abstrak.
3. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.
4.  Interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa         dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya.
5.   Intertwin, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat    memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak.

Ø  LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
      Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
1.      Memahami masalah kontekstual.
2.      Menjelaskan masalah kontekstual..
3.       Menyelesaikan masalah kontekstual.
4.      Membandingkan dan mendiskusikan jawaban.
5.       Menyimpulkan









PROBLEM SOLVING


Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : Dasar – dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen Pengasuh        : Prof. Zulkardi / Meryansumayeka,S.Pd, M.Sc.

PROBLEM SOLVING
Definisi Problem solving
            Penggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk     diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin yaitu masalah dari       soal-     soal mengenai aplikasi/ prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang baru                    dipelajari dengan dsertai alas an atau argumrntasi dalam penyelesaian masalah tersebut.

Tujuan
Tujuan utama dari setiap program pemecahan masalah adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam memecahkan masalah dengan benar. Tujuan khusus dari pemecahan masalah dalam Matematika adalah:
1.      Meningkatkan kesediaan murid 'untuk mencoba memperbaiki masalah dan ketekunan
mereka ketika memecahkan masalah.
2. Meningkatkan murid konsep diri berkenaan dengan kemampuan untuk memecahkan
    masalah.
3. Membuat siswa menyadari strategi pemecahan masalah.
4. Membuat murid menyadari nilai mendekati masalah secara sistematis.
5. Membuat siswa sadar bahwa banyak masalah dapat diselesaikan dalam lebih dari satu
    cara.
6. Meningkatkan kemampuan murid untuk memilih strategi solusi yang tepat.
7. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan strategi solusi akurat.
8. Meningkatkan kemampuan murid untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat untuk  
    masalah


Fase-fase pemecahan masalah seperti berikut :
1.      Mengerti masalah
·         menyatakan masalah dalam kata-kata sendiri
·         menentukan apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan
·         menentukan informasi apa yang diperlukan
2.      Membuat rencana
·         gambar
·         menyelidiki pola
·         mengorganisasi data dalam daftar, tabel, dan melihat pola
·         menyederhanakan masalah dan melihat pola
·         mengaitkan masalah dengan masalah-masalah yang telah dikenal
·         bekerja kebelakang
·         menggunakan penalaran logika
·         terka dan cek
3.                  Melaksanakan rencana
·         apakah rencana dapat dikerjakan atau tidak ?
4.                  Memeriksa  kembali
·         memeriksa hasil
·         memeriksa alasan,
·         menyelidiki cara lain
·         menginterpretasi ulang masalah
·         menginterpretasi hasil

PEMECAHAN MASALAH STRATEGI
1. Membuat table
2. Buatlah daftar terorganisir
3. Carilah pola
4. Tebak dan memeriksa
5. Buatlah gambar atau grafik
6. Bekerja mundur
7. Memecahkan masalah sederhana
Daftar strategi pemecahan masalah di atas adalah dengan tidak berarti lengkap. Anda mungkin ingin membaca tentang beberapa strategi lain seperti
(I)                Membaca dan menyatakan kembali masalah.
(II)              Brainstorming
(III)            Melihat dengan cara lain
(IV)           Membuat model
(V)              Mengidentifikasi kasus
Catatan: strategi yang berbeda dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sama.

Contoh  Problem Solving
Katak berada  didalam sumur 10-meter dengan baik. Setiap hari dia memanjat 3 meter. Setiap malam dia meluncur turun 1 meter. Pada  hari keberapa ia akan  mencapai puncak sumur dan melarikan diri?

Jawab :
Soal diatas dapat diselesaikan dengan cara mengambar separti dibawah ini :





                                      






  Pada hari pertama katak akan naik sebanyak 3 meter dan malam harinya turun 1 meter jadi katak berada pada posisi 2 meter.
*      Pada hari ke-dua dari posisi 2 meter katak naik lagi 3 meter sehingga berada pada posisi 5 meter, namun pada malam hari katak turun 1 meter sehingga posisi dia berada pada ketinggian 4 meter.
*      Pada hari ke-tiga dari posisi 4 meter katak naik lagi 3 meter sehingga berada pada ketinggian 7 meter, dan pada malam harinya ia turun 1 meter jadi dia berada pada ketinggian 6 meter.
*      Pada hari ke-empat dari ketinggian 6 meter katak berusaha naik lagi 3 meter namun pada malam harinya dia turun 1 meter sehingga ia berada posisi 8 meter.
*      Pada hari ke-lima Dari posisi 8 meter katak naik 3 meter maka ia berada pada ketinggian 11 meter.

Jadi katak mencapai puncaknya pada hari ke-lima.

RANGKUMAN KTSP, SILABUS, DAN RPP


Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : Dasar – dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu      :Prof. Zulkardi / Meryansumayeka, M.Sc

Rangkuman
KTSP, SILABUS, dan RPP


Perbedaan KTSP, SILABUS dan RPP

KTSP
SILABUS
RPP
Pengertian
Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan.
Rencana pembelajaran yang meliputi komponen silabus, yang dilaksanakn dalam satu semester.
Skenario yang dibuat guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam pencapaian materi ajar yang dibuat untuk satu kali pertemuan.
Komponen
1.      Visi, misi, dan tujuan
2.      Struktur dan muatan kurikulum
3.      Kalender pendidikan
4.      Silabus
5.      RPP
1.      SK ( Standar Kompetensi)
2.      KD (Kompetensi Dasar)
3.      MP(Materi pokok)
4.      Kegiatan Pembelajaran
5.      Indikator
6.      Penilaian
7.      Alokasi waktu
8.      Bahan ajar
1.      SK
2.      KD
3.      Indikator
4.      Alokasi waktu
5.      Materi ajar
6.      Metode pembelajaran
7.      Langkah – langkah pembelajaran
8.      Alat dan sumber
9.      Penilaian
Pembuat
Departemen Pendidikan Nasional  ( Depdiknas)
Guru mata pelajaran
Namun, jika guru tersebut tidak mampu membuat sendiri, maka boelh mengadakan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran )
Guru mata pelajaran bersangkutan.

KTSP
Ø  Landasan KTSP
1.      UUD 1945
2.      UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
3.      PP no. 19 standar pendidikan nasional
4.      Permendiknas 22,23,24 tahun 2006
5.      Permendiknas tahun 2007



Ø  Pedoman pengembangan KTSP
1.      Standar isi
2.      Standar KL
3.      Panduan BNSP


Ø  Koordinasi KTSP
1.      Untuk Sekolah Dasar berkoordinasi dengan Depdiknas dan Depag kabupaten
2.      Untuk Sekolah Menengah dan sekolah khusus berkoordinasi dengan Depdiknas dan Depag Propinsi

Ø  Prinsip pengembangan KTSP
1.      Berpusat pada peserta didik
2.      Baeragam dan berpadu
3.      Tanggap terhadap Iptek dan seni
4.      Relevan ( sesusi dengn kebutuhan hidup)
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan ( mencakup aspek sikap (afektif), intelektual (kognitif), keterampilan (psikomotorik)
6.      Long life education (belajar sepanjang hayat)
7.      Seimbang nasional dan daerah


Penjelasan Komponen – komponen

Ø  SK ( Standar Kompetensi)
Standar kemampuan peserta didik yang harus dicapai meliputi pengetahuan, sikap , dan keterampilan.

Ø  KD (Kompetensi Dasar)
Pengetahuan , sikap, dan keterampilan yang harus dicapai siswa

Ø  Materi Pokok
Pokok – pokok materi yang diajarkan / dipelajari siswa

Ø  Kegiatan pembelajaran
Aktivitas / langkah – langkah yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tujuan atau materi pokok.

Ø  Indikator
Tolak ukur terhadap pencapaian pembelajaran

Ø  Penilaian
1.      Tes
2.      Nontes

Ø  Alokasi waktu
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan materi ajar

Ø  Bahan ajar
Sumber untuk belajar