Minggu, 18 Desember 2011

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION


Nama                          : Conny Rahmelia
NIM                            : 06101408018
Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : DPPM
Dosen Pengasuh        : Prof. Zulkardi / Meryansumayeka,S.Pd, M.Pd


                       
                        REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Ø  PENGERTIAN
      Realistis pendidikan matematika adalah teori dalam pendidikan matematika yang awalnya dikembangkan di Belanda. Ini menekankan ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia (human activity)dan matematika harus dihubungkan ke realitas (realistic), nyata untuk para pelajar menggunakan dunia nyata sebagai konteks sumber pengembangan konsep dan sebagai aplikasi wilayah, melalui proses
baik horisontal dan vertikal mathematization.
      RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Belanda. Teori ini telah diadopsi oleh sejumlah besar negara di seluruh dunia seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Brasil, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia (de Lange, 1996).

KOMPONEN RME
Dalam pembelajaran matematika realistik ada tiga prinsip kunci yang dapat dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran. 
Ø  Guided reinvention and progressive mathematizing. Menurut Gravemijer (1994: 90), berdasar prinsip reinvention, para siswa semestinya diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan. Sejarah matematika dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam merancang materi pelajaran. Selain itu prinsip reinvention dapat pula dikembangkan berdasar prosedur penyelesaian informal. Dalam hal ini strategi informal dapat dipahami untuk mengantisipasi prosedur penyelesaian formal. Untuk keperluan tersebut maka perlu ditemukan masalah kontekstual yang dapat menyediakan beragam prosedur penyelesaian serta mengindikasikan rute pembelajaran yang berangkat dari tingkat belajar matematika secara nyata ke tingkat belajar matematika secara formal (progressive mathematizing)
Ø  Didactical phenomenology. Gravemeijer (1994: 90) menyatakan, berdasar prinsip ini penyajian topik-topik matematika yang termuat dalam pembelajaran matematika realistik disajikan atas dua pertimbangan yaitu (i) memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam proses pembelajaran dan (ii) kesesuaiannya sebagai hal yang berpengaruh dalam proses progressive mathematizing.
Ø  Self-developed models, Gravemeijer (1994: 91) menjelaskan, berdasar prinsip ini saat mengerjakan masalah kontekstual siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri yang berfungsi untuk menjembatani jurang antara pengetahuan informal dan matematika formal. Pada tahap awal siswa mengembangkan model yang diakrabinya. Selanjutnya melalui generalisasi dan pemformalan akhirnya model tersebut menjadi sesuatu yang sungguh-sungguh ada (entity) yang dimiliki siswa.

PENERAPAN MODEL RME DIKELAS
Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada siswa sebaiknya pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian menjadi bilangan yang sama misalnya pembagian kue, supaya siswa memahami pembagian dalam bentuk yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan. Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran bukan matematika realistik dimana siswa sejak awal dicekoki dengan istilah pecahan dan beberapa jenis pecahan.

Ø  PENDEKATAN REALITIS YANG BERKAITAN KONTRUKTIVIS
Pendekatan realistis adalah mirip dengan pendekatan sosio-konstruktivis, kecuali dalam sosio-kontruktivis tidak menghasilkan heuristik yang dapat memandu pengembangan instruksional kegiatan bagi siswa. Dengan kata lain, dalam pendekatan konstruktivis sosio-, guru tidak menggunakan heuristik, metode pemecahan masalah dengan belajar dari pengalaman masa lalu dan menyelidiki cara-cara praktis untuk menemukan solusi. Dalam RME, itu dikenal sebagai reinvention dipandu.

Ø  KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
Menurut Soedjadi (2001: 3) pembelajaran matematika realistik mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Menggunakan konteks, artinya dalam pembelajaran matematika realistik       lingkungan     keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat            dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa.
2. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat           dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model        yang mengarah ke tingkat abstrak.
3. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.
4.  Interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa         dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya.
5.   Intertwin, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat    memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak.

Ø  LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
      Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
1.      Memahami masalah kontekstual.
2.      Menjelaskan masalah kontekstual..
3.       Menyelesaikan masalah kontekstual.
4.      Membandingkan dan mendiskusikan jawaban.
5.       Menyimpulkan









Tidak ada komentar:

Posting Komentar