Prodi : Pendidikan
Matematika
Mata
Kuliah : Dasar – dasar dan
Proses Pembelajaran Matematika
Dosen
Pengasuh : Prof. Zulkardi /
Meryansumayeka,S.Pd, M.Sc.
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Karakteristik Pembelajaran CTL
1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam
konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3. Pembelajaran
dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses
mengalami (learning by doing).
4. Pembelajaran
dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (learning in
a group).
5. Kebersamaan,
kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek
penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (learning to knot each
other deeply).
6. Pembelajaran
dilaksanakan secara aktif, kreatif, kreatif, dan mementingkan kerja sama
(learning to ask, to inquiry, to York together).
7. Pembelajaran
dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
PRINSIP CTL
Adapun
prinsip-prinsip pengembangan
contextual teaching learning tersebut,
antara lain;
1. Prinsip kesaling-tergantungan
Prinsip kesaling-tergantungan
mengajak para guru untuk mengenali keterkaitan mereka dengan guru lainnya,
dengan para peserta didiknya, dengan masyarakat, dan dengan alam semesta.
Sekolah adalah sebuah sistem kehidupan. Di dalam sebuah lingkungan belajar di
mana setiap anggota satuan pendidikan menyadari keterhubungan mereka, sistem
CTL dapat berkembang. Prinsip ini ada di segala bidang sehingga memungkinkan
para peserta didik untuk membuat hubungan yang bermakna.
2.
Prinsip differensiasi
Prinsip differensiasi menyumbangkan
kreatifitas indah yang berdetak di seluruh alam semesta. Prinsip ini mendorong
alam semesta menuju keragaman yang tak terbatas, dan hal itu
menjelaskan kecenderungan-kecenderungan yang berbeda untuk bekerjasama dalam
bentuk yang disebut dengan simbiosis. Jika para guru percaya terhadap
ilmuwan modern bahwa prinsip differensiasi yang dinamis ini meliputi dan
mempengaruhi bumi dan semua sistem kehidupan, maka mereka pasti ingin
mengajarkan sesuai dengan prinsip itu.
Komponen pembelajaran kontekstual
yang mencakup pembelajaran praktik dan langsung (hands-on),
implikasinya terhadap siswa akan secara terus-menerus menantang peserta didik
untuk mencipta. Peserta didik akan berpikir kreatif ketika menggunakan
pengetahuan akademik untuk meningkatkan kerjasama dengan rekan sekelasnya.
Sistem CTL berhasil karena sesuai
dengan cara alam semesta berfungsi. Secara alami, prinsip ini akan
terus-menerus menciptakan perbedaan dan keragaman, menghasilkan keragaman yang
tak terbatas, keunikan yang tak terbatas, dan penggabungan yang sangat banyak
antara entitas yang berbeda. Secara alami CTL dapat dikatakan juga memajukan
kreatifitas, keragaman, keunikan, dan kerjasama
3.
Prinsip pengaturan diri-sendiri
Karena prinsip pengaturan
diri-sendiri, segala sesuatunya diatur oleh diri sendiri, dipertahankan oleh
diri sendiri, dan disadari oleh diri sendiri. Untuk menciptakan diri para peserta didik sendiri, untuk
mengeluarkan potensi terpendam mereka menjadi nyata, untuk melawan daya tarik
dari status quo, peserta didik harus menguji konteks mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar