Minggu, 18 Desember 2011

Contextual Teaching and Learning (CTL)


Prodi                           : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah              : Dasar – dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen Pengasuh        : Prof. Zulkardi / Meryansumayeka,S.Pd, M.Sc.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
*    Karakteristik Pembelajaran CTL


1.      Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam
konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2.       Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3.      Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses mengalami (learning by doing).
4.      Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (learning in a group).
5.      Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (learning to knot each other deeply).
6.      Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, kreatif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to York together).
7.      Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).

*      PRINSIP CTL
Adapun prinsip-prinsip pengembangan contextual teaching learning tersebut, antara lain;
1.      Prinsip kesaling-tergantungan
Prinsip kesaling-tergantungan mengajak para guru untuk mengenali keterkaitan mereka dengan guru lainnya, dengan para peserta didiknya, dengan masyarakat, dan dengan alam semesta. Sekolah adalah sebuah sistem kehidupan. Di dalam sebuah lingkungan belajar di mana setiap anggota satuan pendidikan menyadari keterhubungan mereka, sistem CTL dapat berkembang. Prinsip ini ada di segala bidang sehingga memungkinkan para peserta didik untuk membuat hubungan yang bermakna.
2.      Prinsip differensiasi
Prinsip differensiasi menyumbangkan kreatifitas indah yang berdetak di seluruh alam semesta. Prinsip ini mendorong alam semesta menuju keragaman yang tak terbatas, dan hal itu menjelaskan kecenderungan-kecenderungan yang berbeda untuk bekerjasama dalam bentuk yang disebut dengan simbiosis. Jika para guru percaya terhadap ilmuwan modern bahwa prinsip differensiasi yang dinamis ini meliputi dan mempengaruhi bumi dan semua sistem kehidupan, maka mereka pasti ingin mengajarkan sesuai dengan prinsip itu.
Komponen pembelajaran kontekstual yang mencakup pembelajaran praktik dan langsung (hands-on), implikasinya terhadap siswa akan secara terus-menerus menantang peserta didik untuk mencipta. Peserta didik akan berpikir kreatif ketika menggunakan pengetahuan akademik untuk meningkatkan kerjasama dengan rekan sekelasnya.
Sistem CTL berhasil karena sesuai dengan cara alam semesta berfungsi. Secara alami, prinsip ini akan terus-menerus menciptakan perbedaan dan keragaman, menghasilkan keragaman yang tak terbatas, keunikan yang tak terbatas, dan penggabungan yang sangat banyak antara entitas yang berbeda. Secara alami CTL dapat dikatakan juga memajukan kreatifitas, keragaman, keunikan, dan kerjasama
3.      Prinsip pengaturan diri-sendiri
Karena prinsip pengaturan diri-sendiri, segala sesuatunya diatur oleh diri sendiri, dipertahankan oleh diri sendiri, dan disadari oleh diri sendiri. Untuk menciptakan diri  para peserta didik sendiri, untuk mengeluarkan potensi terpendam mereka menjadi nyata, untuk melawan daya tarik dari status quo, peserta didik harus menguji konteks mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar